Daur ulang logam mulia dari barang elektronik telah menjadi mata rantai penting dalam daur ulang sumber daya, dan telah mendapatkan perhatian signifikan dari komunitas internasional. Penelitian oleh lembaga-lembaga khusus menunjukkan bahwa setiap ton ponsel bekas (tidak termasuk baterai) mengandung lebih dari 270 gram emas, dengan kadar yang jauh melebihi kadar emas tambang primer pada umumnya. Daur ulang logam mulia dari barang elektronik tidak hanya mengurangi tekanan akibat kekurangan sumber daya mineral, tetapi juga secara signifikan mengurangi dampak lingkungan. Kelompok daur ulang logam mulia terkemuka di Eropa telah mengembangkan teknologi ekstraksi yang sangat efisien yang mampu memulihkan logam mulia berharga dari papan sirkuit bekas. Proses ini melibatkan teknik pembongkaran, pemilahan, dan peleburan yang presisi, yang membutuhkan peralatan khusus dan keahlian teknis. Banyak negara maju telah mengintegrasikan praktik ini ke dalam strategi ekonomi sirkular nasional, membangun sistem industri yang komprehensif.
Berikut ini perbandingan kandungan dan nilai logam mulia pada barang elektronik utama:
| Kategori Produk | Kandungan Emas (g/ton) | Kandungan Perak (kg/ton) | Kandungan Tembaga (kg/ton) | Logam Mulia Lainnya |
|---|---|---|---|---|
| Papan Sirkuit Ponsel | 500-1000 | Tidak Disediakan | 300-450 | Paladium, Platinum, Nikel |
| Motherboard Komputer | 150-300 | Tidak Disediakan | Tidak Disediakan | Paladium, Seng, Timah |
| Papan Sirkuit Hard Drive | 450-500 | Tidak Disediakan | Tidak Disediakan | Rutenium, Rhodium, Paladium |
| Seluruh Ponsel | 270+ | Tidak Disediakan | Tidak Disediakan | Litium, Kobalt (Baterai) |
Catatan: Data di atas hanya untuk referensi. Kandungan logam mulia pada setiap produk elektronik berbeda-beda. Misalnya, papan sirkuit cetak emas memiliki kandungan emas tertinggi.
Data menunjukkan bahwa daur ulang logam mulia dari barang elektronik memiliki nilai ekonomi yang signifikan, terutama karena kandungan emas dalam papan sirkuit ponsel jauh melebihi kandungan emas dalam deposit bijih emas primer. Daur ulang logam mulia profesional dapat mengekstraksi logam mulia dalam jumlah besar dari limbah ini melalui pemrosesan skala besar.
Elektronik yang diproses dalam jumlah terbesar oleh kelompok daur ulang logam mulia internasional adalah ponsel dan peralatan komputer yang dibuang. Laporan industri menunjukkan bahwa sekitar 100 juta ponsel dibuang secara global setiap tahun, sebagian besar di antaranya tetap memiliki nilai guna atau daur ulang. Meskipun dibuang, papan sirkuit di dalam perangkat ini kaya akan logam mulia seperti emas, perak, dan paladium . Daur ulang logam mulia profesional memberi penekanan khusus pada daur ulang papan sirkuit cetak , karena membongkar sepuluh juta ponsel dapat menghasilkan hingga 120 kilogram emas—setara dengan kandungan emas dalam 21.000 medali Olimpiade. Komponen komputer dan server juga merupakan target utama daur ulang, terutama papan sirkuit server kelas atas yang mengandung konsentrasi logam langka yang lebih tinggi seperti paladium dan platinum.
Nilai Daur Ulang Logam Mulia dari Elektronik terwujud dalam konservasi sumber daya, perlindungan lingkungan, dan manfaat ekonomi. Studi menunjukkan bahwa daur ulang logam mulia dari elektronik berbiaya 20%-65% lebih rendah daripada menambang deposit emas murni sekaligus mengurangi emisi karbon dan konsumsi air secara signifikan. Teknologi canggih yang digunakan oleh daur ulang logam mulia kelompok profesional mencapai tingkat pemulihan yang tinggi—misalnya, teknologi pirolisis suhu rendah meningkatkan pemulihan logam mulia hingga lebih dari 98%. Daur Ulang Logam Mulia dari Elektronik tidak hanya mengurangi ketergantungan industri manufaktur pada sumber daya mineral tetapi juga menghasilkan nilai ekonomi yang substansial. Ketika tingkat daur ulang komputer dan ponsel mencapai 85%, nilai total logam yang dipulihkan dapat mencapai 130 miliar yuan, sekaligus menghemat sekitar 30 miliar kilowatt-jam energi dan mengurangi hampir 22 juta ton emisi karbon. Model ekonomi sirkular ini semakin diadopsi secara global, menjadi praktik penting bagi pembangunan berkelanjutan.